Jumat, 10 Maret 2017

Eksotisme Candi Cetho, Peninggalan Leluhur Di Lereng Gunung Lawu

Candi Cetho / Tomy
Candi Cetho berlokasi di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah ini berada di ketinggian 1496 meter dari permukaan laut. Candi Cetho berlatar belakang agama Hindu. Pola halamannya berteras dengan susunan 13 teras meninggi kea rah puncak.
Candi Cetho / Tomy
Untuk menuju candi Cetho dari kota Solo, terlebih dahulu kita menggunakan angkutan ke terminal Karangpandan. Setelah itu menuju pasar Kemuning menggunakan angkutan desa. Sesampai di sana, perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek dikarenakan jalur jalannya lebih mudah dilewati dengan sepeda motor dan juga belum adanya  angkutan yang langsung menuju candi Cetho.

Candi Cetho / Tomy
Sampai saat ini candi Cetho masih sering didatangi oleh para peziarah yang ingin melakukan pemujaan ataupun pertapaan. Jadi jangan heran bila memasuki kawasan candi Cetho, akan tercium aroma dupa yang cukup menyengat dan banyak ditemui juga sesajen di beberapa lokasi. Terkadang kabut tiba-tiba muncul menyelimuti candi Cetho dan kemudian hilang begitu saja menambah kesan misterius candi Hindu ini.

Candi Cetho / Tomy

Candi Cetho dibuka mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB. Para pengunjung diwajibkan mengenakan kain kampuh yang sudah disediakan oleh pengelola. Untuk wanita yang sedang haid sebaiknya tidak memasuki area candi. Udara sejuk penggunungan menjadi teman setia di kala mengelilingi kawasan candi.
 
Candi Cetho / Tomy

Saat memasuki kawasan candi, pengunjung akan disambut patung penjaga yang berada di depan gapura yang tampak gagah walaupun diselimuti kabut. Pada gapura teras ke VII terdapat prasasti dengan huruf Jawa kuno yang berbunyi “Pelling padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku 1397”, yang dapat ditafsirkan peringatan pendirian tempat peruwatan atau tempat untuk membebaskan dari kutukan dan didirikan tahun 1397 Saka (1475 M). Pada kawasan candi terdapat arca phallus (kelamin laki-laki) yang bersentuhan dengan arca berbentuk vagina (alat kelamin wanita). 


Ada juga arca garuda dan kura-kura yang diwujudkan dengan susunan batu di atas tanah membentuk kontur burung yang sedang membentangkan sayap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar